Today :

Not found what you looking for?:

JEMBATAN SURAMADU

Diposting oleh rajalampu.blogspot.com

Published on Senin, 06 Juli 2009

Indonesia Negara Pengutang Terbesar di ADB

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia sebagai negara pengutang terbesar di ADB atau Asian Development Bank (Bank Pembangunan Asia). Prestasi rangking pertama sebagai negara pengutang rupanya telah menjadi tradisi turun temurun, karena pada tahun 2004 Indonesia juga termasuk negara pengutang terbesar di ADB seperti diberitakan tempointeraktif. Selama kurun waktu 1995-2005 nilai total utang Indonesia kepada ADB mencapai US$ 20,7 miliar (atau sekitar Rp 186,3 triliun pada kurs 2005).

ADB merupakan lembaga keuangan yang merupakan bentukan Amerika untuk “menguasai” kebijakan perbankan di Asia dengan sekutu terdekatnya Jepang. Agar kelihatan independen, maka ADB merangkul 65 negara Asia Pasifik untuk bergabung di ADB (Jadi total ada 67 negara). Dari 67 negara, Amerika (1) dan Jepang (2) masing-masing memilik saham 15,57%, disusul China 6,4% (3), India 6,3% (4), Australia 5,7% (5) , Indonesia 5,4% (6) dan sisanya 45% tersebar di 61 negara anggota.

Kepemilikan saham Indonesia di ADB hanya 5,4% pada urutan ke-6, sedangkan besaran utang berada pada rangking pertama dengan persentase utang terbesar yakni:

Utang Indonesia di ADB : USD 9,4 miliar (30.5% dari total piutang ADB)
Utang China di ADB : USD 7.4 miliar
Utang India di ADB : USD 5.0 miliar
Utang oleh negara-negara lain : 8.5 miliar
Dalam hal utang mengutang, Indonesia memang memiliki rekor yang “baik”. Mau siapapun presidennya, utang menjadi andalan utama. Padahal masih banyak cara yang dapat dilakukan negara Indoensia yang kaya dan berdaulat ini dalam mengefisiensikan anggaranya. Salah satunya adalah penghapusan 30% utang najis korup dari lembaga asing, penghapusan obligasi rekap BLBI, pengurangan mark-up APBN yang terlalu besar, mengurangi belanja departemen yang tidak sesuai fungsinya dan masih banyak lagi yang harusnya negara yakni Presiden pilihan rakyat 2004 (Bapak SBY) berani dan sigap mengambil keputusan.

Dalam berita tersebut, tersirat bahwa mantan Direktur eksekutif IMF yang saat ini menjadi Menteri Keuangan sekaligus pejabat sementara di Menko Perekonomian, Sri Mulyani sangat “cinta” dengan utang dan produk kapitalis-liberalis. Wajar sih….karena back ground Bu Sri Mulyani adalah “almamater” IMF, lembaga keuangan yang berhasil memporak-porandakan perekonomian negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika.

Hanya saja, apakah saat ini masyarakat kita telah tertular mental utang?
Ataukah kita mau berkata “Katakan tidak pada utang” serta “mendesak pemerintah agar “merestrukturisasi ulang segala bentuk utang najis dan inefisiensi anggaran“
http://members3.boardhost.com/sulutlink/msg/1245343200.html

0 komentar:

Posting Komentar

Photobucket Photobucket Photobucket
 

Follow This Blog

My friends link